Melahirkan saat puasa adalah sebuah anugerah bagi seorang ibu, beberapa ibu yang HPL (Hari Perkiraan Lahir) nya jatuh di bulan Ramadan bakal merasa bahagia sekaligus khawatir. Bahagia sebab memperoleh keistimewaan melahirkan di bulan suci, dan khawatir sebab tidak bisa melaksanakan ibadah puasa sesudah melahirkan.
Di sini beberapa keistimewaan melahirkan di bulan Ramadan:
1. Ibu yang melahirkan di bulan Ramadan tidak diwajibkan berpuasa
Ibu hamil yang melahirkan di bulan suci Ramadan harus mengorbankan puasanya, karena ia melahirkan sesudahnya melalui masa nifas dan memiliki tanggungjawab menyusui bayinya. Hukum melahirkan dalam Islam untuk kaum perempuan telah ada dari zaman dahulu, di mana perempuan yang melahirkan di bulan Ramadan tidak wajib puasa tetapi wajib mengganti atau mengqadha nya di hari lain saat telah sanggup berpuasa. Karena perempuan yang melahirkan membutuhkan banyak tenaga supaya kondisi tubuh tetap fit.
2. Islam memberi keringanan untuk ibu hamil yang akan melahirkan
Ibu hamil yang melahirkan di bulan Ramadan wajib melunasi hutang puasa, dan tetap melaksanakan ibadah salat lima waktu kecuali untuk perempuan nifas. Perempuan yang masih alami nifas perlu mengganti hutang puasa, tapi tidak perlu mengganti ibadah salat yang dilewatinya. Jadi bagi perempuan yang melahirkan di bulan Ramadan tidak perlu khawatir karena akan mendapat keringanan.
3. Melahirkan adalah bagian dari ibadah
Di bulan suci Ramadan, seluruh umat Islam berlomba-lomba menjalankan ibadah dengan tujuan mempersiapkan diri menuju Fitri. Seorang ibu yang mendapat kesempatan melahirkan di bulan Ramadan menjadi ibadah, proses seorang ibu melewati kehamilan, melahirkan, dan menyusui adalah satu perjuangan spiritual di jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan banyak kebaikan dan kesulitan yang harus dihadapi seorang ibu hamil, kehadiran si kecil adalah berkah dan hadiah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
4. Bulan suci Ramadhan adalah waktu mustajab untuk berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala
Setelah hamil selama 9 bulan kemudian melalui proses persalinan, pastinya banyak harapan seorang ibu untuk si kecil. Sangat tepat kalau seorang ibu mendoakan kesehatan dan kebaikan sekecil di bulan Ramadan sebab bulan Ramadan adalah waktu yang mustajab untuk berdoa dan meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
5. Membantu ibu dalam melatih kesabaran
Sesudah melahirkan seorang ibu melewati proses menyusui si kecil, ketika menyusui seorang ibu sebaiknya tidak ikut berpuasa. Bulan Ramadan selanjutnya, mungkin masih menyusui si kecil dan belum dapat menjalankan ibadah puasa. Kesabaran seorang ibu menahan rasa ingin ikut berpuasa mempunyai makna yang besar, apalagi Ramadhan di tahun-tahun selanjutnya ada si kecil yang selalu menemani seorang ibu berpuasa. Tantangan baru melaksanakan ibadah puasa dengan si kecil dapat dilewati dengan ikhlas dan sabar.
Cara mengganti puasa bagi seorang ibu yang sedang nifas
Nifas iyalah luruhnya darah dari rahim sesudah melahirkan, hukum berpuasa ketika nifas adalah haram sama ketika haid. Selanjutnya cara mengganti puasa bagi seorang ibu yang nifas di bulan Ramadan:
A. Berpuasa di hari lain bila mampu
Mengasuh dan menyusui si kecil memerlukan energi lebih, karena itu seorang ibu disarankan untuk tidak berpuasa dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan ibu dan sikecil. Hukum beribadah (salat dan berpuasa) selama nifas diharamkan, sama seperti haid. Tapi seorang ibu wajib mengganti ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan puasa di hari lain bila mampu. (HR. Muslim no.335)
2. Membayar Fidyah
Untuk seorang ibu yang memerlukan perawatan medis sesudah melahirkan dan tidak dapat berpuasa, ibadah puasa di bulan Ramadan bisa diganti dengan membayar fidyah atau memberi makan orang yang memerlukan sesuai jumlah hari yang ditinggalkan. (QS. Al Baqarah: 184)
Islam adalah agama yang meringankan umatnya dalam kondisi tertentu, bila tidak dilakukan dengan sengaja. Di atas adalah hikmah ibu melahirkan di bulan Ramadan, banyak pelajaran yang dapat diambil ketika melahirkan sekecil di bulan suci Ramadan. Jadi sebagai ibu, anda tidak perlu khawatir ya.