Batubara merupakan hasil tambang yang masih diandalkan oleh Indonesia sebagai bahan ekspor yang melimpah, maka dari itu banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang tambang batubara. Kebanyakan mereka beroperasi di pulau Kalimantan, namun dari sekian banyak perusahaan tambang batubara terdapat 3 produsen batu bara terbesar di indonesia.
3 perusahaan tambang batu bara terbesar yang beroperasi di Indonesia tepatnya di Pulau Kalimantan. Keberadaan perusahaan-perusahaan di Kalimantan tidak lepas dari cadangan batu bara di pulau tersebut.
Mengulik data dari Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020 menjelaskan bahwa ada tiga provinsi di Pulau Kalimantan termasuk dalam deretan wilayah yang memiliki cadangan batu bara terbesar di Negara Indonesia, yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Seiring dengan kekayaan alam yang melimpah, banyak sekali perusahaan pertambangan batu bara yang menjejakkan kaki di Tanah Borneo. Hal ini menjadikan 3 perusahaan penguasa, dengan area konsesi yang luas, juga produksi yang masif.
Berikut ini adalah ulasan tentang perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia:
1. PT Kaltim Prima Coal (KPC)
Salah satu entitas ventura bersama dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI), korporasi tambang kepunyaan Grup Bakrie. BUMI mengakuisisi KPC di tahun 2003 silam. Sesudah menjalani rangkaian perubahan kepemilikan saham serta sejalan berjalannya waktu, kepemilikan BUMI atas KPC menjadi hanya sebesar 51%, dengan rincian 25% dipunyai langsung oleh perusahaan juga 26% lainnya melewati entitas anak PT Sitrade Coal (Sitrade).
Sedangkan 30% saham KPC dipunyai oleh Bhira Investments Ltd, serta sisanya 19% dimiliki Mountain Netherlands.
Menilik data dari web resmi perseroan, KPC melakukan klaim sebagai salah satu perusahaan yang menjalankan pertambangan open-pit terbesar pada dunia di area konsesi penambangan area seluas 84.938 hektare dengan produksi kira-kira 61-61 juta ton yang berpusat di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Menurut laporan keuangan BUMI sampai 30 September 2021, Kaltim Prima Coal mempunyai pendapatan sebanyak USD3,08 miliar dengan keuntungan bersih mencapai USD350,1 juta.
2. PT Adaro Indonesia (AI)
Adalah entitas anak dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan kepunyaan saham mencapai 88,47%. Sampai sekarang ini, AI mempunyai jenis izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan habis kontraknya di tanggal 1 Oktober 2022.
AI mempunyai operasi pertambangan batu bara AE paling besar dalam Adaro Group dengan jumlah produksi mencapai 32,70 juta ton batu bara sampai September 2021, menilik dari laporan keuangan dan aktivitas kuartal III-2021.
Perseroan menjalankan operasi pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan juga Kalimantan Tengah, dengan luas konsesi diperkirakan mencapai 31.379,80 hektare. AI mempunyai laba sebesar USD23,89 juta hingga 30 September 2021.
3. PT. Kideco Jaya Agung (KJA)
Merupakan entitas anak dari PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan kepunyaan saham mencapai 91%. KJA mempunyai jenis izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan habis kontrak pada 13 Maret 2023.
KJA melakukan operasi enam tambang yang berada di Kalimantan Timur seluas 47.500 hektare. Total produksi batubara KJA untuk periode bulan yang habis pada tanggal 30 September 2021 adalah 27,1 juta ton.
Pendapatan KJA sampai kuartal III-2021 adalah sebesar USD1,48 miliar, dengan keuntungan bersih sejumlah USD243,81 juta.
Sekian penjelasan dari 3 perusahaan tambang batu bara yang paling besar, dan bercokol di Kalimantan Indonesia.