Pada awal tahun 2000an, terdapat peristiwa kenaikan dari harga-harga komoditas seperti bahan bakar, bahan-bahan kimia, hasil tambang dan yang lainnya. Peristiwa ini dinamakan Commodity Boom yang terjadi pada tahun 2000 hingga 2014.
Peningkatan harga-harga komoditas ini disebabkan oleh meningkatnya pula permintaan dari negara-negara berkembang, khususnya China yang perekonomiannya bertumbuh fluktuatif bertahan dengan rata-rata diatas 5% dari 1992 hingga 2013, walaupun kenaikan harga komoditas ini cukup terganggu dengan adanya global financial crisis pada tahun 2008 hingga 2009.
Selama rentang waktu kenaikan harga yang cukup Panjang atau bisa dibilang sebagai commodity supercycle, Indonesia, sebagai negara yang sangat kaya akan sumber daya alam, menikmati commodity boom ini. Hal ini juga berimbas pada meningkatnya keuntungan emiten-emiten yang berhubungan dengan komoditas dan harga saham perusahaan komoditas tersebut di IHSG.
Tabel dibawah ini merupakan perbandingan perkembangan performa IHSG jika dibandingkan dengan DJIA pada periode Jan 2000 – Jan 2020.
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa performa IHSG jauh melebihi performa di angka rata – rata 82.3% dibandingkan dengan DJIA yang rata – rata pertumbuhanya pada angka 31.8% pada periode yang sama.
Hal ini membuktikan bahwa commodity boom ini berpegaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi riil Indonesia yang cukup menarik investor – investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal itu sendiri yang mengakibatkan performa IHSG yang sangat baik.
Sedata.co.id mengindikasikan penguatan IHSG dikarenakan karena commodity boom yang terjadi, dan setelah tahun 2014 dimana efek commodity boom sudah berkurang terbukti pada swetelah tahun 2014, boleh dibilang pergerakan IHSG sudah melemah dan tidak setinggi saat terjadinya commodity boom. Dan terlihat Jika DJIA yang merupakan kompas bagi investor dunia yang dimana di dalam nya terdapat 30 saham yang besar dan merupakan pemimpin pasar pada industrinya. Jika dilihat pergerakan DJIA lebih stabil pada setelah 2010, ini merupakan efek recovery pasca krisis 2008.
Perlu dicatat setelah berakhirnya 2000s commodity boom, pada tahun 2015 hingga 2020, performa IHSG hanya bertumbuh rata – rata di 12.3% dalam 5 tahun terakhir. Disebabkan oleh kondisi geopolitik dunia yang tidak stabil dengan adanya perang dagang dan efek dari pandemi COVID-19 ini cukup mempersulit pertumbuhan dari IHSG, berbeda jika dibandingkan dengan performa dari DJIA periode 2015-2020 yang mencatatkan rata – rata pertumbuhan yang jauh lebih baik.